Kamis, 27 Desember 2012

cinta tak berujung

Semangat yang menderu dengan kencang sesuai irama ombak yang menambah suasana semakin asik untuk dinikmati Vita. Sore itu merupakan hari yang telah lama ditunggu dengan sapaan singkat dari seorang lelaki separuh baya dengan nama pemberian orang tuanya Trialdi Putra. 
Perkenalan mereka sudah berjalan cukup lama sejak tahun 2009 di sebuah kos-kosan berbeda ruangan dengan satu ibu kos. Vita adalah seorang perempuan yang baik namun bisa berubah menjadi ganas ketika seorang lelaki menggodanya dengan tidak sopan, atau caranya yang kurang friendly. Karena untuk sebuah prinsip agama yang dia tegakkan dengan begitu kokoh diatas puing-puing kehidupan yang mulai lapuk oleh zaman.
Kedekatan diantara mereka semakin intens, dengan percakapan yang dimulai di teras kos pada malam itu. Vita sedikit jutek malam itu, karena instingnya sedikit bermain, ada sesuatu yang tersembunyi dari pria ini.
Tapi, nyatanya Vita kalah dengan instingnya dengan rasa yang tiba-tiba muncul dihatinya untuk seorang Aldi yang rapi, penuh dengan logika, diam ketika bersalah, dan mendatangi Vita ketika dia kehabisan akal untuk mengisi hari-hari galaunya.
Sampai pada akhirnya mereka tak pernah sedetik pun menjadi sepasang kekasih. Namun cerita tak pernah selesai, Aldi selalu datang ketika Vita telah lupa dengannya. Hanya satu kali dalam masing-masing semester kuliahnya, Aldi datang bertandang ke rumah (kos) Vita.
Untuk beberapa kali pertemuan, Vita masih tetap jutek dengan berusaha melawan amarahnya yang tak sempat dia keluarkan dimasa lalu. Masa lalu membuat mereka tak pernah menyatu, dengan cara Aldi yang datang membawa harapan ketika telah memiliki seorang kekasih. Tidak cukup sampai di situ, Aldi menutupi kesalahannya dengan membalikkan fakta, seolah Vita yang bersalah dalam peristiwa itu.
Berakhir dengan saling diam. Dan diam itu pun menunjukkan kebenaran. Tanpa Vita bertanya kesana dan kesini, informasi itu datang begitu saja, bahwa semua terjadi jauh dari mata telanjangnya.
Vita lebih banyak bersyukur walaupun rasa dihatinya masih tetap untuk sosok itu “Aldi”. Banyak wanita yang mudah melupakan orang yang dicintainya dengan mempunyai pasangan baru ataupun tidak punya pasangan setelah itu. Untuk Vita, mencintai seorang pria butuh bertahun-tahun untuk melupakan, karena cintanya jauh melebihi cinta kepada dirinya sendiri. Beribu logika masuk kedalam pikirannya, tapi tetap saja mengalahkan rasa yang tersakiti perih.
Setelah setahun kejadian pahit itu, Aldi mencoba menghubungi Vita kembali, dan meminta maaf. Bagi Vita lebih baik dia tak usah meminta maaf, karena itu akan menambah perih rasa di hatinya dengan mengingat-ingat yang lalu. Vita menangis semalaman dan tak berhenti memikirkan hal itu.
Setahun berikutnya Aldi berkunjung kerumah Vita, dan terus berlanjut sepekan tahun kemudian. Dan terjadilah dihari ini. Aldi mengajak Vita berjalan mengitari kota mengisi hari yang penuh dengan cinta yang telah punah beberapa tahun yang lalu.
Diperjalanan Aldi mencoba untuk tepat waktu, dengan mempercepat laju motornya. Vita berusaha menenangkan dengan mengajak Aldi rileks menghadapi kemacetan dijalan.
*continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar