Rabu, 10 Oktober 2012

Melamar

Berawal dari obrolan santai bersama si syasya dengan tema "jadi penyiar radio". ternyata obrolan itu di dengar tuhanku. selang beberapa hari, si syasya memberi info seputar radio, katanya ada lowongan jadi penyiar di radio warna FM. Harus githu gue bilang waw? gue kaget banged. dan jarang-jarang dapat kesempatan kayak gini. mulai cari informasi tentang warna FM, alamatnya dimana, frekuensinya berapa? hm,,, . 

Sudah lewat beberapa minggu setelah dapat info lowongan di radio FM, gue masih diliputi rasa gundah gulana. ikut atau ga ya? tempatnya juga ga tau, udah kebayang pergi kesananya kayak gimana, berhenti di persimpangan dan otak gue akan dipenuhi dengan kata-kata "malu bertanya ya jalan-jalan". bagi orang2 mungkin pepatahnya "malu bertanya sesat dijalan". kalo gue malu bertanya ya jalan-jalan, muter2 ga karuan, alhasil tempat yang dicari pun ga ketemu, haha..
walau begitu gue berusaha menghimpun tenaga PD (percaya diri) gue, untuk tidak mengambil jalan mundur. biar ga kerasa sepi ngelamar kerjanya, gue coba ngajak temen yang juga berminat dibidang itu, dengan akselerasi yang gue punya hehe,, 2 orang teman sudah menyatakan ikut dalam perjuangan ini. asiik, ada temen nih. 
Langkah selanjutnya, mempersiapkan surat lamaran pekerjaan. Setelah semua siap, kami berangkat pada jam yang menunjukkan angka 10, hm,, semoga ini angka keberuntungan gue (persis dengan tanggal lahir gue, 10 maret) hehe..

Naik angkot labor dengan sigap, with my style sedikit modis, hehe,, sampai disebuah persimpangan, dari info yang gue baca dan gue denger katanya radio itu berada di Jl. Belanti Raya, melewati sebuah persimpangan dan harus menempuh perjalanan yang cukup jauh, karna kami melewati banyak gang, di perjalanan kami banyak bertanya. gue ga mau malu bertanya, ntar yang di dapet cuma capek, hehe

sudah 10 menit berjalan, sebuah becak motor mendekati kami, dan menawarkan jasanya untuk mengantarkan kami ke tujuan saat itu. tukang becak itu di utus tuhan untuk kami karena si bapak becak tau di mana warna FM. hanya dalam hitungan detik, kami menaiki becak itu. ada hal yang menarik ketika di atas becak. Karena tempatnya yang kecil, hanya muat 2 orang. Jadi gue harus berlapang dada naik motornya, duduk dibelakang si bapak becak, haha,, syukurnya di situ sepi, jadi gue masih bisa rileks menikmati perjalanan kaki becak si bapak.

kami sampai diwarna FM. waw, tempatnya menyenangkan, di set terlihat seperti rumah dan di terasnya di hiasi dengan pohon-pohon rindang, walaupun panas, tapi disitu tetap terasa sejuk dan nyaman banged. 

percakapan pun terjadi antara kami dan seorang laki-laki yang bekerja di radio tersebut. tidak memakan waktu lama. setelah menyerahkan map coklat yang berisi surat lamaran. kami pamit pulang. katanya nanti akan diberi informasi selanjutnya via telepon.

kami pulang, kali ini tidak naik becak lagi. kami berjalan keluar gang dan menemukan jalan pintas yang lebih cepat. 

sudah berminggu-minggu, dan sampai satu bulan tak ada kabar berita. gue anggap itu impian yang sudah hangus. berarti ga jodoh disitu. temen-temen gue juga ga ada yang dipanggil.
Anggap saja sebagai penambah pengalaman dan sejarah hidup gue bahwasanya gue pernah ngelamar kerja jadi penyiar radio. hehe

Sudah tidak memikirkan angan2 menjadi seorang penyiar, tiba-tiba datang panggilan dari warna FM, nyuruh gue datang ke kantor besok jam 2 siang. Tanpa pikir panjang langsung gue patenkan (yes). ternyata temen-temen gue juga di panggil. hmm,, perkiraan gue bakal ada tes-tesan nih, seperti interview atau mungkin take a vote untuk melihat bagaimana sih suara kita ketika di dengar, apakah cempreng, bulat, serak2 basah? ga hanya itu, dari cara berbicara dan intonasi juga dinilai.

Lagi-lagi pergi bertiga. untuk kali ini kami memutuskan langsung mencari becak motor  tanpa jalan kaki dan tanya sono sini. (kan udah tau tempatnya). diatas becak, kita duduk dempet-dempetan. kalo 2 bulan yang lalu gue duduk di motor si bapak becak, kali ini ga, kita bertiga dalam satu becak. tapi sayangnya gue lagi yang sengsara, hahaha, 2 temen gue enak dapet duduk, sedangkan gue kepaksa jongkok, olala,, tapi gue tetep happy, pengalaman banged kayak githu. Dalam keadaan jongkok gue berpegangan erat ke sendi-sendi tulang becak yang kurasa kuat untuk menahan badan gue biar ga jatuh. Sementara gue pusing dengan duduk jongkok, temen gue yang berdua juga sibuk masing-masing, yang satu sibuk narsis, foto diri sendiri di atas becak, yang satu sibuk kipas-kipas. padahal naik becak kayak githu udah banyak anginnya, haaahaah,,
sesekali kami saling tertawa.

sampai lagi ditempat sejuk itu, #adem, duduk dan mengisi absen yang sudah tergelatak diatas meja sebelum kami datang. cukup lama menunggu giliran untuk dipanggil, sampai pada giliran gue.
gue rasa waktu itu gue  terlalu pede.Secara keseluruhan tesnya lancar, tapi dibeberapa titik penilaian gue kena (hasil analisa sendiri). ya sudah lah... kalo dapet syukur kalo ga dapet ya ga papa, hehe

masih menunggu 2 teman gue yang belum di panggil, cukup 60 menit, dan kami bergegas pulang. belum lama berjalan sebuah becak mendekati kami. Kami langsung naik saja, dengan posisi duduk yang lebih baik, gue ga jongkok lagi, bisa nyempil sedikit. kali ini pak supir becaknya pembalap, lari 80 roda motornya. gue berpegangan erat2, sedangkan dua temen gue masih aja sibuk sama kipas dan foto-foto. hahaha,, padahal gue udah ketakutan nih. hahah,, kyak ikutan balap motor jadinya, si pak supir ga nenggang banged, kita duduknya kan dempet-dempetan. kalo kecepatan motornya kencang, keseimbangan duduk juga terganggu bisa-bisa kami jatuh dan orang pertama jatuh adalah gue, hehe..

akhirnya perjuangan itu selesai. kami naik angkot pulang menuju kos masing2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar