Rabu, 03 Oktober 2012

CINTA DAN AQUARIUM

Sabtu pagi yang menyala, dengan sinar mentari yang merekah disela-sela ranting pohon di teras kos. Aku sudah bangun dari azdan shubuh tadi. Tapi temanku si vina masih tidur dengan pulas, dia biasa begadang setiap malam. Kadang online, nelpon atau hanya sekedar bermenung. Kulihat dia beberapa hari ini sering galau. Sering memperhatikan madingnya yang dipenuhi dengan foto kekasihnya. Setelah melihat mading cukup lama, dia mulai menggerutu sendiri. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya.
Cukup paham dengan permasalahannya saat ini. Karena vina terpisah jarak dengan kekasihnya yang sedang PL (praktek lapangan) kuliahnya di kampung. Mengajar sebagai guru olahraga di sebuah sekolah menengah atas. Pria itu tinggi, putih, ganteng dengan gaya cool. Dia tak suka ikut campur dengan masalah orang lain. Tegas dengan keputusannya, dan bertanggung jawab, tapi satu kekurangannya, dia adalah pria egois,  selalu minta di mengerti,  dan tak pernah merubah sifat buruknya itu dari dulu.
Vina sudah cukup bosan dengan gayanya itu. Tapi dia tetap saja bertahan, karena rasa sayangnya takkan pernah habis untuk riko. Kadang dia curhat, dan aku mendengar dengan simpati. Tentunya sepatah dua patah kata ku berikan untuk memberikan nasehat, bagaimana cara menyikapi seorang cowok seperti itu. Hanya bisa memberi saran karena yang menjalani juga mereka berdua, jadi aku tak ambil andil dalam masalah interennya. Kadang kasihan juga melihatnya sering menangis. Dia terlalu mengikuti apa kata pacarnya. Seolah sepasang suami istri, vina sibuk mengurus seluruh keperluan pacarnya.  Sampai-sampai kuliahnya sendiri menjadi terbengkalai dan untuk merawat diri sendiri  pun dia tak acuh.
Vina itu cantik, tinggi dengan badan tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk, rambut panjang, kulit hitam manis, dan senyumnya yang menarik hati semua pria. Tidak hanya itu, dia juga memiliki suara yang kecil, jadi terdengar sangat lembut kalo berbicara. Banyak pria yang mendambakannya. Cukup perfect kalo dilihat dari fisik sebagai seorang pacar yang ayu. Tapi kalo soal pribadi aku masih ragu. Kenapa begitu? Karena dia melupakan hal-hal kecil yang harus dia perbaiki. Kalau ku beri nasehat dia akan sulit menerima, malah dia akan berontak sendiri  dan akan akan menambah voltase sikap jeleknya.
Sabtu ini merupakan momen penting baginya, karena pacarnya datang ke padang untuk melepas rasa rindu yang sudah mekar di dalam hati. Harusnya Vina bersemangat. Tapi kali ini kulihat dia tidak begitu mengharapkan kekasihnya datang. Aku tahu penyebabnya apa. Walaupun vina sangat menyayangi riko tapi dia tetap saja mempunyai banyak penggemar. Tak cukup sampai di situ, Vina tak menyianyiakan kelebihannya itu. Tepatnya  dia pun bermain dengan rasa para penggemarnya itu. Aku benar-benar tak setuju dengan cara Vina ini.
Kalau pun aku komentari kehidupannya yang seperti itu, rasanya aku terlalu banyak campur. Sudahlah biarkan saja.
Selagi vina dan wira yang masih tidur pulas, aku sudah sibuk dengan kegiatan pagiku, mengemas segala sesuatu yang perlu kubenahi. Siang pun mulai menjelma menjadi indah dengan panas teriknya, bertepatan dengan datangnya Riko.
#continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar