Minggu, 23 September 2012

Telepon Cinta

"diam!" aku marah pagi ini, dengan berhentinya suara laki-laki di seberang duniaku. telepon itu masih aktif tanpa satu kata pun. dia merusak pagiku dengan celotehan kebohongannya. Harus berapa kali aku mempercayai kebohongannya. aku cukup lelah untuk menjadi manusia sempurna yang penuh dengan kebaikan rasa sabar yang ku paksakan. 

"ini tak seperti yang kau bayangkan" dia mencoba menghangatkan suasana kembali. aku tetap saja diam. "kalau tak percaya, aku akan datang kerumahmu detik ini juga" tambahnya.
"kau selalu begitu, tapi sampai di sini kau tak menyelesaikan masalah kita" sanggah ku. 

Aku sudah hafal sifatnya, datang dan mengganggap aku telah memaafkannya, tanpa sebuah janji dan aksi untuk berubah. Aku sungguh mencintainya, tapi dia seolah bermain dengan rasa itu. Amarah itu bisa lenyap seketika ketika dia sudah berada di hadapanku. Cukup kebodohan ini, kurasa hanya aku yang mencintainya. Aku tak butuh orang yang kucintai. Yang aku butuhkan orang yang mencintai dan ku cintai.

#continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar