Dia bergegas
berjalan, berlomba dengan mentari yang berjalan mulai tinggi diatas langit. Wajahnya
seperti cemas tak terperikan dengan menenteng tas yang berisi laptop. Dia itu
Vita, bertanya ke tiap-tiap pegadaian, apakah dia bisa diterima bersama laptop
barunya yang sudah terlihat usang.
Vita sampai
pada pertemuan dengan seorang pegawai pegadaian, berbicara perlahan dan
akhirnya pegawai pegadaian tersebut dengan sopan menolak kehadirannya, karena
kehadirannya hanya bisa diterima di pegadaian pusat. Vita pun melangkahkan kaki
kembali menuju pegadaian pusat yang jauhnya sekitar 8 km dari tempat dia
berada. Dalam hiruk pikuknya jalan Vita bergumam, berharap apa yang dia
usahakan bisa berhasil dihari ini.
Hari ini
adalah hari yang penuh sesak baginya, walau kaki terasa kecewa untuk melangkah
tapi dia berusaha untuk tetap menyelaraskan semua. Sampai di pegadaian pusat,
dia bergegas masuk dan langsung bertanya dengan sesak para nasabah.
Vita pun diterima bersama laptopnya,
Vita pun diterima bersama laptopnya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar