Jumat, 02 November 2012

My "P"

Pagiku lumayan sibuk hari itu, dengan kedua tangan ku yang sibuk memencet tombol on/of my P. Dia sering sekali merajuk, aku jadi heran bagaimana caraku lagi untuk menunjukkan rasa sayang kepadanya, tintanya sudah kutambah, infusnya sudah kuperbaiki, tapi tetap saja dia tidak mau bekerja. dia pun sudah ku bersihkan dengan kain basah. apalagi?
hmm,, mulai bingung dengan sikap anehnya,  mata dengan kaca mata besarku mulai mencari-cari apa lagi yang perlu ku perbaiki, hmmm,, ternyata ada kebocoran di selang infusnya yang menyebabkan tintanya habis begitu saja. 
tangan ku mulai mengutak atik lagi, berharap my P bisa di gunakan pagi itu. karena banyak hal yang ingin ku print, dimulai dari cover, lembar pengesahan , latar belakang sampai rancangan biaya, daftar pustaka serta berbagai bahan lampiran. 
selesai memperbaiki selang, aku menambah tintanya lagi, dengan gaya yang sudah teramat hati-hati.
tekanan yang angsur-angsur ku mainkan dengan tanganku, menekan suntikan tinta yang kugunakan, terus dan terus kutekan, tak kusangka kunci suntikan tinta itu tidak sekuat tekanan tanganku, maka terjadilah badai tinta disekujur tubuh, wajah, dan pergelangan kakiku. tak hanya itu saja, sebuah kasur dengan alas berwarna pink juga ambil andil dalam bencana ini. semua menjadi hitam. aku ingin panik tapi ujung-ujungnya aku ketawa, dan bergegas kekamar mandi untuk membersihkan cipratan-cipratan kegelapan dunia (lebay). 
berusaha membersihkan sisa-sisa tinta dengan sekuat tenaga, tapi tak bisa-bisa. aku putuskan berhenti sejenak dan mulai merendam alas kasur yang ikut menjadi korban dalam tragedi itu. selagi menunggu rendaman yang akan ku cuci, aku mencari alternatif lain dalam menangani permasalahan tinta yang separo permanen menempel di tubuh, wajah dan kakiku.
salah seorang teman ku menyarankan, coba pakai minyak tanah, mana tau ilang. tanpa pikir panjang aku langsung mencari minyak tanah di dalam sebuah dirigen yang terletak dengan indah di sudut dapurku.tapi sayang seribu sayang, setetes pun minyak tanah tak tersisa didalam dirigen itu.
aku mulai kewalahan, dan mengambil tindakan konyol yang sedikit mengundang tawa. dengan cepat kuambil komporku dan membuka setiap kerangka tubuhnya yang menutupi tempat penyimpanan minyak tanah. tidak membutuhkan waktu lama, aku langsung melumuri badan, wajah, dan kakiku dengan  minyak tanah yang ku ambil dari kompor tadi. dengan ekpsresi rada polos, dan kebingungan sendiri, karena baru kali ini wajah ku di kasih minyak tanah, benar-benar pagi yang mengesankan.
dan pada akhirnya tintanya tetep aja ga ilang, hadeww,, mulai kebingungan gimana lagi cara ngilanginnya, dan ujung-ujungnya aku ga jadi print berbagai macam lembar yang dipenuhi tulisan, hmm,,,
ya sudah langsung mandi aja, dan perlu sangat dan cepat untuk pergi ke kampus, karena segala sesuatunya harus selesai hari itu,
ternyata dibawa mandi tintanya ilang, alhamdulillah ,,
dan tragedi seperti ini, jadi pelajaran untuk tidak menggunakan "tenaga dalam" dalam melakukan berbagai kegiatan ringan hahah,, #diplomatis banged

^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar