merah lebam ditutupi dua lensa cekung
diatas semut beriring seolah tertancap paku
satu kayu mancung mulai tersumbat
sakit ini sungguh menghambat
mata itu mulai mengangguk-angguk
setan mulai tertawa dengan uapnya
air mata itu pun jatuh
seperti hujan badai di lautan lepas
bukan maksud meratap
hanya saja hilang tanpa pamit
rasionalitas cuma dua puluh lima persen
hati itu cukup tujuh puluh lima persen
ingin bertemu di mimpi malam ini
bersama si merah lebam yang mulai mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar