Minggu, 02 September 2012

merah lebam

merah lebam ditutupi dua lensa cekung
diatas semut beriring seolah tertancap paku
satu kayu mancung mulai tersumbat
sakit ini sungguh menghambat

mata itu mulai mengangguk-angguk
setan mulai tertawa dengan uapnya

air mata itu pun jatuh
seperti hujan badai di lautan lepas

bukan maksud meratap
hanya saja hilang tanpa pamit

rasionalitas cuma dua puluh lima persen
hati itu cukup tujuh puluh lima persen

ingin bertemu di mimpi malam ini
bersama si merah lebam yang mulai mati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar