Senin, 24 September 2012

Hari Yang Cerah Untuk Jiwa Yang Sepi-Peterpan

Aku Vita, baru 6 bulan menginjakkan kaki di kota ini, aku sudah mendapatkan banyak kenalan disana sini. Dimulai dari lingkungan kos sampai kampusku. Ini benar-benar pengalaman baru, jauh dari orang tua dan mulai menata diri sendiri. Dengan melayani kebutuhan diri dan berpandai-pandai dalam bergaul (jangan sampai salah arah). Ini kota besar, akan banyak godaan dosa di sana sini, memang manusia tak ada yang sempurna yang akan luput dari dosa dan salah. Tapi tetap saja kita harus berusaha untuk menjaga kebaikan yang diberikan Tuhan. Bagaimana pun jadinya kehidupan kita nanti, hanya tinggal memasrahkan kepada yang satu (Tuhan Yang Maha Esa). Setidaknya aku sudah berusaha untuk selalu di jalanNya. 

Disatu pagi di kota itu, aku mengawalinya dengan ketikan sms yang tak berhenti, seolah dunia ini lenyap dengan beribu pertanyaan hati. Sebuah percakapan yang sudah lama terjadi sekitar 2 bulan yang lalu sebelum tahun baru (2010) terjadi. Kukira dia akan selalu baik untukku, karena rasaku telah terpupuk untuknya. Tapi seolah ada yang membisikkan secara perlahan bahwa segalanya tak berjalan nyata. Ada sesuatu yang tersembunyi dari senyum itu. Dengan badan kurus, kulit putih, serta potongan rambutnya yang khas. Kata orang-orang dia mirip dengan vokalis sebuah band terkenal di Indonesia. Oya? aku tak menyadari itu, dan sepertinya dia sangat menikmati julukan kesamaan wajah itu. Hmm,,,
Pagi itu memang agak aneh, dia memberikan hawa dingin di hatiku. Ada apa ya? feelingku mengatakan ada sesuatu yang buruk. Ahh sudahlah (aku coba menepis keburukan pikiranku). Percakapan itu masih berlanjut, semakin lama semakin terasa hambar, sampai pada akhirnya dia mengirimkan sebuah lagu untukku, diiringi sinar mentari dengan hati yang mulai pergi dari hadapanku. Dan lagu  itu adalah "Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi-Peterpan".
Perih yang menelisik kedalam aroma angin pagi bersama mata sembab yang mulai basah, diterpa embun dedaunan tumbuhan di sudut panggung kos ku. Aku menangis!
#continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar